Hasil Uji Statistik tidak
Signifikan, Mengapa ?
Jika teori yang melandasi hipotesis yang ajukan cukup
kuat, namun hasil uji statistik tidak menunjukkan ada hubungan atau perbedaan
signifikan pada data yang diuji, bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal di
bawah ini.
1. Adanya Outliers
Outliers adalah data yang aneh, bisa jadi keanehan ini
karena salah dalam mengentri data, bisa jadi karena individu yang memang unik,
berbeda dengan kebanyakan. Akibat dari outlier ini eror standar akan meningkat.
Signifikansi berbanding terbalik dengan eror standar, jadi semakin besar eror
standar semakin kecil peluang untuk mendapatkan hasil yang signifikan. Cara
membuang outliers bisa dilihat di tulisan Widhiarso (2011)
2. Model yang tidak Sesuai
Model yang tidak sesuai dengan data akan mengakibatkan
hubungan antar dua variabel tidak signifikan. Misalnya data mengenai hubungan
stres dengan performansi yang bersifat kuadratik, akan tetapi kita menggunakan
model linier (e.q korelasi pearson atau regresi linier). Jelas, hasilnya tidak
akan signifikan. Untuk mengatasi ini ada dua cara. 1) kita menggunakan model
non-linier atau 2) kita memotong data kita berdasarkan skor tertentu. Contoh
prosedur pemotongan data bisa di baca di Widhiarso (2011b)
3. Ukuran Sampel Kecil
Misalnya korelasi variabel yang kita teliti adalah
0.50. Kalau ukuran sampel kita hanya 10 orang, maka hasil uji statistik tidak
menemukan hubungan yang signifikan. Kalau ukuran sampel kita 15 orang maka
hasil analisis menemukan hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan semakin
besar ukuran sampel yang dipakai semakin kecil nilai kritis yang dipakai acuan.
4. Pengaruh Variabel Intervening
Hubungan antara stres dan depresi memiliki dasar teori
yang sangat kuat. Namun setelah di korelasikan tidak signifikan. Mengapa?
Karena stres menimbulkan depresi hanya terjadi pada orang yang memiliki
resiliensi rendah. Sebaliknya stres tidak menimbulkan depresi kalau individu
yang bersangkutan memiliki resiliensi yang tinggi. Dalam hal ini resiliensi
menjadi variabel moderator hubungan antara stres dan depresi. Diskusi mengenai
ini dapat dilihat di sini (Wahyu Widhiarso, 2009, 2010a)
Selain variabel moderator, ada variabel mediator.
Variabel mediator adalah variabel yang mengantarai dua hubungan antar variabel.
Misalnya stres mempengaruhi depresi dimediatori oleh pengatasan masalah.
Sebelum sampai pada depresi, stres menurunkan kemampuan pengatasan masalah
terlebih dahulu sebelum meningkatkan depresi. Diskusi mengenai ini dapat
dilihat di Widhiarso (2010).
5. Prasyarat Analisis yang tidak
dipatuhi
Regresi mensyratkan agar prediktor yang tidak dipakai
dalam analisis tidak memiliki kolinieritas, alias tidak memiliki korelasi yang
sangat tinggi. Kalau ini terjadi, maka sebuah prediktor yang harusnya memiliki
kontribusi besar terhadap variabel dependen, justru tidak signifikan. Baca
mengenai multikolinieritas di Widhiarso (W Widhiarso, 2011)
Contoh lainnya adalah heterokedastisitas, kalau dalam
regresi terjadi heterokedastisitas bisa jadi kontribusi dari prediktor tidak
signifikan karena antar eror memiliki hubungan yang erat dalam menjelaskan
varians di dalam data. Akibatnya varians untuk variabel dependen tidak kebagian
apa-apa sehingga hasil analisis tidak signifikan. Baca mengenai
heterokedastisitas di Widhiarso
6. Perbedaan Konteks
Masalah harga mungkin dalam konteks pembelian
barang-barang untuk kebutuhan primer menentukan kepuasan pelanggan akan tetapi
dalam konteks barang-barang untuk kebutuhan tersier harga tidak banyak
berpengaruh. Hal ini dikarenakan kebutuhan tersier terkait dengan konteks lain,
misalnya prestise atau status. Bisa jadi kalau kita ingin menguji peranan harga
terhadap kepuasan pelanggan dalam konteks berlian unik dan mobil supermewah,
bisa jadi hubungannya tidak signifikan.
Banyak konteks yang bisa mempengaruhi signifikan
tidaknya hasil uji statistik kita. Karakteristik sampel, variabel yang
diteliiti, level atau kategori skor, atau desain penelitian sangat mempengaruhi
hasil uji statistik yang dilakukan.
7. Alat Ukur yang kurang valid dan
reliabel
Bayangkan anda hendak meneliti hubungan antara berat
badan dan tinggi badan. Kalau timbangan yang dipakai tidak valid dan reliabel,
maka berat seseorang yang harusnya 50 kg diskor 60 kg. Demikian juga untuk
tinggi badan harusnya 150 cm, diskor 120 kg. Jadi yang harusnya ada hubungan
yang signifikan antara tinggi badan dengan berat badan, akan tetapi tidak
terbukti dalam analisis statistik.
8. Penyebab Lain
Ada banyak faktor yang menyebabkan uji statistik tidak
signifikan. Selain kurang tepatnya penggunaaan uji statistik, masalah data,
sampel, desain penelitian juga masih menyisahkan banyak hal jika dieksplorasi
lebih lanjut.
Referensi
Widhiarso, W. (2011). Berurusan dengan ouliers. Diskusi
Metodologi Penelitian. Retrieved from
http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2011/02/21/berurusan-dengan-outliers/
Widhiarso, W. (2011). Data Tidak Linier ? Kita
Analisis Secara Terpisah Saja. Diskusi Metodologi Penelitian. Retrieved
from
http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2011/05/26/menyiasati-data-yangtidak-linier/
Widhiarso, W. (2011). Help Me, Prediktor-Prediktor
saya Multikol ! Diskusi Metodologi Penelitian. Retrieved from
http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2011/05/31/diskusi-tentang-multikolinieritas-data/
Widhiarso, Wahyu. (2009). Prosedur Analisis Regresi
dengan Variabel Moderator Tunggal melalui SPSS. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada. Retrieved from http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_-_prosedur_analisis_regresi_dengan_variabel_moderator_melalui_spss.pdf
Widhiarso, Wahyu. (2010a). Model Analisis dengan
Menggunakan Variabel Moderator. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada. Retrieved from http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_-_analisis_moderator_dalam_lisrel.pdf
Widhiarso, Wahyu. (2010). Berkenalan dengan
Analisis Mediasi : Regresi dengan Melibatkan Variabel Mediator (Bagian Pertama).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Retrieved from
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Widhiarso%202010%20-%20Berkenalan%20dengan%20Analisis%20Mediasi.pdf
http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2011/06/07/hasil-uji-statistik-tidak-signifikan-mengapa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar