Rabu, 20 April 2016

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERBEKALAN FARMASI KABUPATEN MEMPAWAH (DULU KABUPATEN PONTIANAK)

Perbekalan Farmasi Kabupaten Pontianak adalah unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Perbekalan Farmasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Bupati Pontianak Nomor 237 Tahun 2004, maka Tugas pokok Unit Perbekalan Farmasi adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang perbekalan farmasi serta tugas-tugas kedinasan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud tersebut, unit Perbekalan Farmasi mempunyai fungsi :
1.    Pengelolaan, penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian obat dan peralatan kesehatan.
2.    Pengawasan mutu dan khasiat obat dan peralatan kesehatan secara umum baik dalam persediaan maupun yang akan didistribusikan.
3.    Penyiapan bahan evaluasi dan laporan.
              Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 610/Menkes/SK/XI/81/Tahun 1981 tentang organisasi dan tata kerja Gudang Perbekalan Kesehatan di bidang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya, maka Kepala Perbekalan Farmasi  memiliki fungsi :
1.      Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas keuangan, kepegawaian, tata usaha dan urusan dalam satuan kerja.
2.      Melakukan pembinaan pemeliharaan mutu.
3.      Melakukan pengamatan terhadap khasiat obat secara umum yang ada dalam persediaan, penyiapan penyusunan rencana kebutuhan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya.
4.      Memberikan informasi mengenai pengelolaan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya kepada unit-unit pelayanan kesehatan.
         Sedangkan tugas, kewenangan dan tanggung jawab Kepala Perbekalan Farmasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 610/Menkes/SK/XI/81/Tahun 1981 adalah sebagai berikut :
1.      Menyusun anggaran satuan kerja.
2.      Melaksanakan pengendalian anggaran.
3.      Menegakkan disiplin, semangat kerja dan ketenangan kerja untuk memungkinkan tercapainya produktivitas yang tinggi.
4.      Melakukan pembinaan pemeliharaan mutu obat yang ada di puskesmas dengan cara :
a.     Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data tentang kerusakan obat dan obat yang tidak memenuhi syarat serta data efek samping obat.
b.     Melaporkan hasil evaluasi kerusakan obat dan obat yang tidak memenuhi syarat serta efek samping obat kepada atasan langsung, pemilik barang dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan.
5.      Melakukan penyiapan penyusunan rencana kebutuhan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya dengan cara mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data tentang :
a.       Persediaan obat di setiap unit pelayanan kesehatan.
b.       Penggunaan obat.
c.       Persediaan obat di gudang.
6.      Memberikan informasi mengenai pengelolaan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya kepada unit-unit pelayanan kesehatan.
              Susunan Organisasi Perbekalan Farmasi Kabupaten Pontianak (mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 610/Menkes/SK/XI/81/Tahun 1981 tentang organisasi dan tata kerja Gudang Perbekalan Kesehatan di bidang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya) terdiri dari:
a.    Kepala Perbekalan Farmasi ;
b.    Pelaksana Urusan Tata Usaha
c.    Pelaksana Penyimpanan dan Pendistribusian;
d.    Pelaksana Pencatatan dan Evaluasi.




Gambar Bagan susunan Organisasi Perbekalan Farmasi
 
















Gambar 1. Struktur Organisasi UPT Perbekalan Farmasi Dinas Kesehatan
                  Kabupaten Pontianak


 Personel :
  1. Agus Hendra Fitriwansyah (Head of)
  2. Diah Eka Indrianti (Apoteker Assistant)
  3. Halidi (Staff)
  4. Yuniatika (Staff)





contoh uji statistik sebuah penelitian, semoga berguna

1.1.                                             Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian, maka dicoba dengan menyebarkan kuesioner kepada 10 responden (10 orang petugas pengelola obat puskesmas). Dalam rangka penyamaan persepsi tentang maksud pertanyaan pada kuesioner maka dilakukan pula wawancara kepada responden.
Ukuran validitas suatu butir pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Item-Total Statistics kolom Corrected Item-Total Correlation (sebagai r hitung). Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel pada tingkat signifikansi 0,05. Nilai r tabel dilihat pada df=N-2 dimana N adalah jumlah sampel dalam penelitian, jadi  df=10-2; df=8, sehingga diperoleh nilai r tabel=0,632 (dilihat pada tabel r, dimana pada df=8 dan tingkat signifikansi 0,05 untuk uji dua arah, maka ditemukan nilai r tabel=0,632).
Sementara itu reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Hasil interpretasi data selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Variabel bebas; pengetahuan (X1), diperoleh nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) > r tabel (0,632), dan nilai Cronbach’s Alpha 0,972 > 0,60. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas kuesioner. Hasil output SPSS untuk uji validitas dan realibilitas kuesioner untuk variable pengetahuan (X1) selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan Tabel 4.17.
Tabel 4.16
Hasil Ouput SPSS Uji Validitas Pertanyaan Kuesioner untuk
Variabel Bebas; Pengetahuan (X1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1.X1
56.9000
73.878
.960
.
.968
P2.X1
56.7000
73.567
.886
.
.970
P3.X1
56.3000
77.567
.811
.
.971
P4.X1
56.4000
78.489
.738
.
.972
P5.X1
56.4000
70.044
.958
.
.970
P6.X1
56.0000
76.889
.996
.
.967
P7.X1
55.2000
82.844
.824
.
.971
P8.X1
55.3000
82.900
.761
.
.972
P9.X1
55.2000
82.844
.824
.
.971
P10.X1
56.9000
73.878
.960
.
.968
P11.X1
55.2000
82.844
.824
.
.971
P12.X1
55.7000
84.233
.764
.
.972
P13.X1
55.2000
82.844
.824
.
.971
P14.X1
55.2000
82.844
.824
.
.971
P15.X1
56.0000
76.889
.996
.
.967
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012




Tabel 4.17
  Hasil Ouput SPSS Uji Reliabilitas Pertanyaan pada Kuesioner untuk  Variabel Bebas; Pengetahuan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.972
15
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012
2.    Variabel bebas; kompensasi (X2), diperoleh nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) > r tabel (0,632), dan nilai Cronbach’s Alpha 0,958 > 0,60. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas kuesioner. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19.
Tabel 4.18
Hasil Ouput SPSS Uji Validitas Pertanyaan Kuesioner untuk 
Variabel Bebas; Kompensasi (X2)
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1.X2
30.6000
15.600
.854
.
.952
P2.X2
30.3000
18.233
.716
.
.958
P3.X2
31.2000
17.067
.868
.
.952
P4.X2
31.5000
14.500
.929
.
.950
P5.X2
31.2000
17.067
.868
.
.952
P6.X2
31.5000
14.500
.929
.
.950
P7.X2
31.2000
17.067
.868
.
.952
P8.X2
30.6000
15.600
.854
.
.952
P9.X2
30.3000
18.233
.716
.
.958
P10.X2
31.2000
17.067
.868
.
.952
Tabel 4.19
Hasil Ouput SPSS Uji Realibilitas Pertanyaan Kuesioner untuk 
Variabel Bebas; Kompensasi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.958
10
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

3.    Variabel terikat; prestasi kerja (Y), diperoleh nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) > r tabel (0,632), dan nilai Cronbach’s Alpha 0,967 > 0,60. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas kuesioner. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.20 dan Tabel 4.21.










Tabel 4.20
Hasil Ouput SPSS Uji Validitas Pertanyaan Kuesioner untuk 
Variabel Terikat; Prestasi Kerja (Y)
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1.Y
57.4000
55.156
.910
.
.963
P2.Y
57.8000
53.511
.853
.
.965
P3.Y
56.3000
58.900
.763
.
.966
P4.Y
57.1000
53.878
.925
.
.963
P5.Y
56.5000
58.056
.875
.
.964
P6.Y
57.3000
53.122
.926
.
.963
P7.Y
57.7000
55.344
.788
.
.966
P8.Y
56.6000
56.489
.815
.
.965
P9.Y
56.4000
58.933
.741
.
.966
P10.Y
56.2000
59.733
.702
.
.967
P11.Y
57.5000
53.389
.902
.
.963
P12.Y
56.3000
58.900
.763
.
.966
P13.Y
56.2000
59.733
.702
.
.967
P14.Y
56.7000
60.011
.769
.
.966
P15.Y
56.6000
58.933
.815
.
.965
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

Tabel 4.21
Hasil ouput SPSS uji realibilitas pertanyaan kuesioner untuk  variabel terikat; prestasi kerja (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.967
15
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012
1.2.                                             Uji Asumsi Klasik Data
4.4.1. Uji Normalitas
Hasil interpretasi data untuk uji normalitas dapat diuraikan sebagai berikut :
a.         Berdasarkan grafik histogram dapat dilihat bahwa pola distribusinya menunjukkan suatu bentuk tertentu yang teratur (bentuk bel) sehingga dapat dikatakan bahwa data nilai residu (prediksi akan hasil kesalahan) terdistribusi normal, seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Output SPSS Grafik Histogram untuk Uji Normalitas Data
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

b.        Berdasarkan grafik normal probability plot dimana sebaran masih berada di sekitar garis lurus, mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Maka model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas, Seperti yang terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Output SPSS Grafik Normal Probability Plot untuk
Uji Normalitas Data
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012


c.         Berdasarkan nilai Skewness dan Kurtosis untuk variabel-variabelnya, dimana rasio skewness terhadap standar errornya, dan juga rasio kurtosis terhadap standar errornya menghasilkan nilai masing-masing adalah -0,25 dan -1,22 (untuk variabel pengetahuan). Nilai tersebut masih terletak diantara range -2 hungga 2 (sebagaimana batas nilai persyaratannya), maka dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. Begitu pula hasil perhitungan nilai skewness dan kurtosis untuk variabel kompensasi dan variabel prestasi kerja masih terletak diantara batas range -2 hingga 2.
Contoh perhitungannya :
       Rasio skewness untuk variabel pengetahuan        = -0,108/0,427 = -0,25
       Rasio kurtosis untuk variabel pengetahuan          = -1,016/0,833 = -1,22
       Hasil output spss untuk uji normalitas dengan metode Skewness Kurtosis ini dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22
Hasil Output SPSS Skewness Kurtosis untuk Uji Normalitas Data

N
Mean
Std. Deviation
Skewness
Kurtosis

Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
rerata_pengetahuan
30
4.0687
.60943
-.108
.427
-1.016
.833
rerata_kompensasi
30
3.5900
.31112
.534
.427
-.949
.833
rerata_prestasi_
kerja
30
4.1823
.48180
.131
.427
-1.078
.833
Valid N (listwise)
30






Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

d.        Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov memperlihatkan nilai signifikansi 0,145; dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,145 > 0,05). Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi. Hasil ouput spss-nya seperti terlihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23
Hasil Output SPSS Kolmogorov Smirnov untuk Uji Normalitas Data
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk

Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
rerata_prestasi_kerja
.139
30
.145
.943
30
.108
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012


1.4.2.                                                   Uji Linieritas
Hasil interpretasi data untuk uji linieritas dapat diuraikan sebagai berikut:
a.         Berdasarkan Scatter Plott terlihat bahwa pencaran data antara nilai residual terstandarisasi dan nilai prediksi terstandarisasi  tidak membentuk sebuah pola tertentu (pola berbentuk acak), sehingga dapat dikatakan asumsi linearitas terpenuhi, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.3.








Gambar 4.3
Hasil Output SPSS Grafik Scatter Plot untuk Uji Linieritas Data
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

b.        Berdasarkan output ANOVA tabel  dapat dilihat nilai signifikansi liniearity antara variabel bebas pengetahuan (X1) dengan variabel terikat prestasi kerja (Y) yaitu signifikansi = 0,000. Demikian pula dengan nilai signifikansi liniearity antara variabel bebas kompensasi (X2) dengan variabel terikat prestasi kerja (Y) yaitu signifikansi = 0,000. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa data memenuhi asumsi linearitas karena nilai signifikansi masing-masing variabel bebas (pengetahuan dan kompensasi) terhadap variabel terikat (prestasi kerja) tidak ada yang melebihi 0,05 (signifikansi < 0,05). Selengkapnya hasil uji linieritas data ini dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24
Hasil Output SPSS ANOVA Table untuk Uji Linieritas Data

ANOVA Table



Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
rerata_prestasi_kerja *rerata_pengetahuan
Between Groups
(Combined)
6.576
10
.658
80.432
.000
Linearity
6.303
1
6.303
770.899
.000
Deviation from Linearity
.273
9
.030
3.714
.008
Within Groups
.155
19
.008


Total
6.732
29



Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012

ANOVA Table



Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
rerata_prestasi_kerja * rerata_kompensasi
Between Groups
(Combined)
5.697
8
.712
14.446
.000
Linearity
5.496
1
5.496
111.492
.000
Deviation from Linearity
.201
7
.029
.582
.763
Within Groups
1.035
21
.049


Total
6.732
29



Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012





1.4.3.                                                   Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Scatter Plott untuk uji heteroskedastisitas terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas atau residual data yang ada sebagaimana mestinya  mempunyai varians yang konstan (homoskedastisitas). Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4
Hasil Output SPSS Grafik Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas Data
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012
1.4.4.                                                   Uji Multikolinieritas
Hasil interpretasi data untuk uji multikolinieritas dapat diuraikan sebagai berikut :
a.         Dapat dilihat pada output spss pada tabel Coefficient kolom Collinearity Statitistic dimana nilai Tolerance untuk variabel bebas pengetahuan (X1), dan kompensasi (X2) masing-masing menghasilkan nilai yang sama yaitu 0,223. Nilai ini masih diatas dari batas nilai Tolerance, dimana sebuah variabel  dikatakan mengalami multikolinieritas jika memiliki nilai Tolerance lebih kecil dari 0,1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari multikolinieritas.
b.        Demikian juga untuk nilai VIF pada variabel bebas budaya organisasi (X1), dan stress kerja (X2) masing-masing menghasilkan nilai yang sama yaitu 4,482. Nilai tersebut juga masih jauh dari batas yang ditetapkan  dimana sebuah variabel dikatakan mengalami multikolinieritas jika memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10, maka disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas. Selengkapnya hasil uji multikolinieritas ini dapat dilihat pada Tabel 4.25.




Tabel 4.25
 Hasil Output SPSS untuk Uji Multikolinieritas Data

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
6.794
4.332

1.568
.128


pengetahuan
.609
.073
.770
8.363
.000
.223
4.482
kompensasi
.523
.214
.225
2.438
.022
.223
4.482
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012


1.3.       Uji Hipotesis : Pengaruh Pengetahuan dan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Petugas Pengelola Obat Puskesmas
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan kompensasi terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas di Kabupaten Pontianak maka  dilakukan uji regresi linier berganda. Pengaruh dari masing-masing variabel bebas (pengetahuan dan kompensasi) terhadap variabel terikat (prestasi kerja) yang juga merupakan pembuktian hipotesis dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pengaruh secara simultan (uji F statistik) dan pengaruh secara parsial (uji t statistik).

1.3.1.                                                   Pengaruh Secara Simultan (Uji F Statistik)
Uji F digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh antara variabel bebas secara simultan atau serentak terhadap variabel terikat, artinya melihat bagaimana pengaruh secara bersama-sama variabel pengetahuan dan kompensasi  terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS Versi 20 dapat dilihat pada Tabel 4.26 (selengkapnya pada lampiran 4).
Tabel 4.26
Hasil Uji Regresi Berganda Pengaruh Pengetahuan dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Petugas Pengelola Obat Puskesmas, Secara Simultan

Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
.974a
.949
.945
1.69622
.949
250.626
2
27
.000
2.244
a. Predictors: (Constant), kompensasi, pengetahuan
b. Dependent Variable: prestasi_kerja
ANOVAb

Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.

1
Regression
1442.183
2
721.092
250.626
.000a

Residual
77.683
27
2.877



Total
1519.867
29




a. Predictors: (Constant), kompensasi, pengetahuan

b. Dependent Variable: prestasi_kerja
Sumber : Olah data SPSS versi 20, Tahun 2012


Berdasarkan Tabel 4.26 hasil uji regresi berganda untuk melihat pengaruh secara simultan menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu pengetahuan dan kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas  karena nilai signifikansinya (sig. F 0,000) lebih kecil dari nilai signifikansi pada taraf kepercayaan 95% (sig. 0,05). Artinya, secara bersama-sama pengetahuan dan kompensasi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas.
Variabel pengetahuan dan kompensasi mampu menjelaskan pengaruhnya secara serentak terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas sebesar 94,9% (R square = 0,949), selebihnya (yaitu sebesar 5,1%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Besarnya pengaruh variabel pengetahuan dan variabel kompensasi terhadap prestasi kerja secara simultan ini (yaitu sebesar 94,9%) dapat dijelaskan bahwa hal tersebut mendukung pendapat Mangkunegara (2009) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengharuhi prestasi kerja pada umumnya adalah (1) ability (kemampuan) dan; (2) motivation (motivasi). Hal ini sesuai dengan teori Keith Davis (1964) dalam Mangkunegara (2009) yang merumuskan bahwa :
-       Human Performance = Ability + Motivation
-       Motivation  = Attitude + Situation
-       Ability         = Knowledge + Skill
Mangkunegara (2009), menjelaskan bahwa ability (kemampuan) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality. Kemampuan reality merupakan perpaduan antara knowledge (pengetahuan) dan skill (keterampilan). Berdasarkan teori tersebut maka prestasi kerja jelas sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang merupakan salah satu unsur dalam faktor ability. Sedangkan kompensasi erat kaitannya dengan faktor motivasi, hal ini didukung dengan pernyataan Handoko (1997) bahwa salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi.
Sementara itu dalam konteks pengelolaan obat, besarnya pengaruh pengetahuan terhadap kinerja petugas pengelola obat puskesmas dapat dijelaskan bahwa dalam aspek pekerjaan yang berhubungan dengan obat-obatan sangat diperlukan skill (keterampilan) teknis yang tinggi, dan pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mampu menunjang skill petugas pengelola obat puskesmas dalam melaksanakan pekerjaannya.

1.3.2.                                                   Pengaruh Secara Parsial (Uji t Statistik)
Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dan pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain konstan, artinya melihat bagaimana pengaruh masing-masing variabel, yaitu variabel  pengetahuan dan variabel kompensasi terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS statisctics dapat dilihat pada Tabel 4.27 (selengkapnya pada lampiran 5).




Tabel 4.27
Hasil Uji Regresi Berganda Pengaruh Pengetahuan dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Petugas Pengelola Obat Puskesmas, Secara Parsial

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
6.794
4.332

1.568
.128
pengetahuan
                    .609
.073
.770
8.363
.000
kompensasi
.523
.214
.225
2.438
.022

Berdasarkan tabel 4.27 hasil uji regresi berganda untuk melihat pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas, karena nilai signifikansi variabel pengetahuan (sig. 0,000) lebih kecil daripada nilai taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini (yaitu taraf kepercayaan 95% atau sig. 0,05) atau karena t hitung (8,363) > t tabel (1,703) sehingga hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap prestasi kerja dapat diterima.
t hitung dilihat pada kolom dimana df = n – k (n adalah jumlah sampel/observasi dan k adalah jumlah variabel dalam penelitian); df = 30 – 3; df = 27, dan pada nilai probabilitas 0,05, sehingga diperoleh t tabel = 1,703. Makna yang dapat diperoleh dari hasil pengujian ini adalah bahwa prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang dimiliki oleh petugas pengelola obat puskesmas itu sendiri.
Demikian pula halnya dengan variabel kompensasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas, karena nilai signifikansi variabel kompensasi (sig. 0,022) lebih kecil daripada nilai taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini (yaitu taraf kepercayaan 95% atau sig. 0,05) atau karena t hitung (2,438) > t tabel (1,703) sehingga hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi terhadap prestasi kerja dapat diterima. Makna yang diperoleh adalah bahwa prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas salah satunya juga dipengaruhi oleh faktor kompensasi yang diterima petugas pengelola obat puskesmas dari organisasinya.
Berdasarkan Hasil uji regresi berganda pengaruh pengetahuan dan kompensasi terhadap prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas secara parsial seperti yang terlihat pada tabel 4.27 diatas maka dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 6,794 + 0,609(X1) + 0,523(X2)

Makna yang dapat diperoleh dari persamaan regresi tersebut adalah bahwa koefesien regresi variabel pengetahuan memiliki nilai yang lebih besar dibanding koefesien regresi variabel kompensasi (0,609 > 0,523), artinya bahwa faktor pengetahuan memiliki pengaruh yang lebih dominan dibanding faktor kompensasi dalam mempengaruhi prestasi kerja petugas pengelola obat puskesmas.